Penderitaan, Jenis dan Manfaat-nya

MANUSIA DAN PENDERITAAN 

 



A. Definisi Penderitaan

Penderitaan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta, "dhra" yang artinya menahan atau menanggung sesuatu yang menyakitkan dan tidak menyenangkan, yang terjadi baik secara jasmani ataupun rohani. Istilah Yunani yang sering menggambarkan penderitaan ialah "paskho" dan "thlipsis". Istilah "paskho" digunakan untuk menunjukan penderitaan yang disebabkan oleh usaha pribadi yang hendak menanggung beban seseorang. Kata ini juga digunakan untuk menunjukkan tindakan seseorang yang menyebabkan orang lain menderita, yang juga menyebabkan penderitaan bagi dirinya sendiri (akibat perbuatannya tersebut). Adapun istilah Yunani "thlipsis" umumnya digunakan untuk menunjukkan tekanan atau beban berat bagi hati orang. Istilah ini juga dipakai untuk menjelaskan siksaan besar yang akan diterima setiap orang berdosa. Melalui ketiga istilah tersebut dapat dikatakan bahwa penderitaan itu berkaitan erat dengan tekanan atau beban berat yang menimpa seseorang karena sakit, dukacita, siksaan, dosa, dan sebagainya, yang bersumber dari luar seseorang maupun dari dalam diri orang itu sendiri.

B. Jenis Penderitaan
  • Penderitaan Karena Dosa
Alkitab dengan jelas memaparkan bahwa penderitaan masuk ke dalam dunia sebagai akibat dari jatuhnya manusia ke dalam dosa, walaupun sekarang tidak dapat dikatakan bahwa semua penderitaan disebabkan semata-mata karena dosa. Dosa membuat seseorang diasingkan oleh Allah. Itulah penderitaan sejati. Selain itu, dosa menyebabkan manusia hanya melihat kegelapan. Sama seperti orang buta yang tidak dapat melihat, demikian pula orang berdosa menderita karena tidak mampu melihat terang Allah. Perbuatan dosa juga menyebabkan nurani manusia terus tertuduh, perasaan bersalah yang berkepanjangan, dan semua itu mendatangkan penderitaan batin.
  • Penderitaan Karena Penyakit
Penyakit fisik juga dapat menyebabkan orang menderita. Sakit penyakit, apalagi yang berat dan berkepanjangan, akan menimbulkan penderitaan, baik bagi si penderita, maupun orang-orang di sekitarnya. Orang-orang yang memiliki cacat tubuh, apakah karena bawaan sejak lahir atau karena sesuatu musibah, juga memiliki penderitaan karena cacatnya. Penderitaan orang cacat lebih banyak mengena pada aspek psikisnya. Jadi, sebenarnya sakit dapat menyebabkan penderitaan baik fisik maupun psikis manusia. Sakit dapat menghampiri siapa saja, di mana saja, dari golongan apa saja.
  • Penderitaan Karena Alam
Seseorang dapat saja mengatakan bahwa sepertinya Tuhan tidak adil. Ada kalanya alam yang satu jauh lebih subur, sedangkan tanah yang lain tandus. Seperti negara Etiopia dan Somalia mengalami tragedi kemanusiaan, yakni kelaparan yang berkepanjangan karena alam mereka tampaknya tidak bersahabat. Pada kesempatan lain, manusia dapat menderita karena bencana alam, apakah itu karena angin topan, banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan bermacam-macam gejolak alam lainnya. Ada alam tertentu yang biasa terjadi gempa bumi sehingga penduduknya lebih siap siaga seperti negara Jepang misalnya, yang sering dilanda gempa bumi. Namun, tidak jarang juga bencana alam itu datangnya tiba-tiba tidak dapat diprediksi sebelumnya. Siap atau tidak siap, bencana alam selalu menghantui umat manusia dan itu dapat menimbulkan tragedi kemanusiaan, penderitaan yang hebat.
  • Penderitaan Karena Diri Sendiri
Seorang ahli filsafat, Socrates mengemukakan pernyataan yang amat terkenal, "know yourself", kenalilah dirimu sendiri dan engkau akan mendapatkan banyak kebahagiaan. Lalu muncul ungkapan, "be yourself", tidak menjadi diri sendiri membuat manusia sering frustasi, stres, dan mengalami banyak kegelisahan. Dunia hiburan mengatakan, "show yourself", sebagai kunci sesungguhnya yang membuat orang dapat tampil secara maksimal. Agama-agama memiliki falsafah, "Give yourself", untuk menunjukkan bahwa diri sendiri adalah yang terbaik yang dapat diberikan kepada Tuhan. Ketika Yesus Kristus datang dan melihat bahwa persoalan diri merupakan persoalan besar yang dapat menghambat pertumbuhan seseorang, Ia berkata, "Deny yourself”, orang tidak akan menderita karena apa yang terjadi, tetapi menderita karena pendapatnya sendiri tentang apa yang terjadi. Ungkapan-ungkapan tersebut mempunyai garis lurus yang dapat disimpulkan bahwa diri sendiri adalah persoalan besar setiap manusia. Perasaan takut, khawatir, rasa bersalah yang tidak benar, sikap hati yang tidak mau mengampuni dan belajar melupakan kesalahan orang lain, kemalasan, iri hati, dan sebagainya adalah bentuk persoalan yang lebih banyak bersumber dari diri sendiri yang akan menyiksa batin kita sendiri. Fakta mengungkapkan bahwa "you are your own most difficult problem", diri sendiri adalah masalah yang paling sulit bagi setiap manusia.
  • Penderitaan Karena Sesama
Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Ungkapan ini hendak menjelaskan bahwa seseorang diri pun bisa mendatangkan kerugian bagi sesamanya demikian juga sebaliknya. Itu sebabnya dalam dunia politik pun tidak dikenal adanya kawan sejati, juga tidak ada musuh sejati. Yang ada hanyalah kepentingan sejati. Manusia dapat menderita karena perbuatan sesamanya, misalnya ditipu, diperas, dibunuh, difitnah, dilecehkan, disakiti, disiksa, dimanfaatkan, dan lain sebagainya. Persoalan antarmanusia sering mendatangkan penderitaan yang berkepanjangan. Sumber dari persoalan antarmanusia adalah kesombongan dan sikap egois pada tiap-tiap orang yang sudah rusak total karena dosa.
  • Penderitaan Karena Perpisahan
Semua manusia pasti pernah mengalami perpisahan dan masih akan terus mengalaminya. Dengan orang-orang yang dekat, perpisahan itu mendatangkan kesedihan, perasaan bersalah, kesepian, atau dukacita yang membuat penderitaan tersendiri. Putus cinta merupakan penderitaan bagi yang mengalaminya. Perpisahan karena meninggalnya orang yang dikasihi mendatangkan perasaan duka yang mendalam. Perpisahan yang terjadi karena suatu bencana atau peristiwa dapat menimbulkan penderitaan karena rindu yang mendalam untuk bertemu. Perceraian orang tua bisa menimbulkan kehancuran keluarga (broken home) bagi anak-anak. Perceraian akan merusak pribadi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengan kata lain, semua manusia pasti pernah dan masih akan menjumpai lagi penderitaan karena perpisahan.
  • Menderita Karena Tuhan
Ada dua jenis penderitaan bila berkenaan dengan Tuhan. Pertama, penderitaan karena ujian dari Tuhan atau karena risiko mengikut Tuhan. Kedua, menderita karena menerima hukuman dari Tuhan. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat" (Matius 5:10,11). Penyiksaan terhadap misionaris, penghinaan, penghambatan karir karena iman Kristen, penolakan, pengasingan oleh teman-teman dan lingkungan, bahkan penganiayaan karena mengikut Kristus adalah konsekuensi yang bisa saja terjadi pada orang yang percaya kepada Kristus.

C. Bagaimana Menghadapi Penderitaan
  • Pertama, Terimalah penderitaan sebagai konsekuensi hidup yang harus kita jalani. Alkitab berkata dengan bahwa setiap orang pasti mengalami penderitaan, tidak terkecuali pengikut Kristus (Roma 8:22-23). Dengan menerima penderitaan yang menjadi konsekuensi hidup yang harus dijalani, seseorang akan lebih dapat melihat cara-cara kreatif untuk mengatasi penderitaan yang sedang dialaminya. Ketabahan, ketekunan, serta semangat untuk berjuang mengatasi penderitaan selalu ada pada orang-orang tersebut.
  • Kedua, Tuhan pasti melihat dan menolong pengikut-Nya dalam penderitaan yang mereka alami. Yesus berjanji untuk menyertai kehidupan setiap orang percaya. Oleh karena itu, dalam penderitaan yang tidak gampang, Paulus dapat berkata, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Keyakinan bahwa Tuhan pasti menolong seorang yang menderita sehingga tidak putus asa, stres, maupun depresi bukanlah keyakinan yang keliru. Karena Tuhan Yesus, Sahabat sejati itu, akan menolong tepat pada waktu-Nya.
  • Ketiga, Percayalah bahwa Tuhan mempunyai maksud dalam segala penderitaan yang kita alami. Paulus berkata, "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Roma 8:28). Allah yang mengizinkan penderitaan mampir dalam hidup kita, Ia pula yang merancang segala sesuatu untuk kebaikan kita. Apa pun penderitaan yang dialami oleh orang percaya tidak terlepas dari kontrol Allah. Bahkan Tuhan mampu mengubah keadaan yang terburuk sekalipun untuk mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya.
D. Manfaat Penderitaan

Apa pun sebab dan jenis penderitaan yang kita alami pasti akan bermanfaat jika kita menyerahkan itu semua ke dalam tangan Tuhan. Berikut adalah beberapa manfaat dari Penderitaan yang dapat membuat kita semakin lebih baik dari sebelumnya:
  • Penderitaan memperdalam dan memperhalus watak kita
  • Penderitaan menolong manusia untuk dapat melayani Tuhan lebih sungguh
  • Penderitaan membuat manusia lebih berbelaskasihan dan berpengertian
  • Penderitaan membuat manusia yakin akan kebobrokan dunia
  • Penderitaan membentuk manusia semakin serupa dengan Tuhan
"Sebab aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" (Roma 8:18)


Kesimpulan: Sebuah penderitaan terjadi karena sesuatu dan biasanya terjadi karena diri kita sendiri. penderitaan bisa berarti dalam banyak konteks, baik penderitaan dalam kehidupan, penderitaan kejiwaan, dll. penderitaan tidak selalu jelek atau buruk terkadang penderitaan bisa merubah sifat kita juga agar menjadi sebuah pelajaran. penderitaan bisa mengajari kita banyak hal, agar menjadi sebuah koreksi diri agar lebih baik dari yang sebelumnya. maka dari itu pernah ada pepatah berkata "Belajar dari pengalaman" karena dari penggalaman tersebut kita bisa mengerti banyak hal. sekian kesimpulan dari saya

sumber:
http://boetarboetarzz.blogspot.co.id/2010/12/manusia-dan-penderitaan.html

Komentar

Postingan Populer